Jadi ceritanya gini, Selama bulan Juni 2009 kemarin listrik di rumah sering banget tegangan rendah, nah biasanya setelah itu beberapa jam kemudian pasti mati listrik. Kesel?? Pastinya ... Sebagai seorang teknofreak seperti saya, perangkat elektronik yang membutuhkan supply listrik secara kontinyu mutlak diperlukan. Coba bayangin, server, komputer, PABX, network switches, CCTV, access point dll. tidak akan bisa beroperasi kalo supply listrik ngadat.
- Kali pertama listrik mati : "biarin aja lah ... mungkin lagi perawatan." (durasi 22 menit)
- Kali kedua listrik mati : "namanya juga lagi penggantian trafo distribusi, maklumin aja deh toh PLN juga ngasih tau jadi nggak tiba - tiba mati tanpa alasan jelas." (durasi 6 jam)
- Kali ketiga listrik mati : "ooh ... penggantian trafonya belum beres kemarin ya, biarin aja deh ... kasihan karyawan PLN yang sudah berjuang seharian kemarin untuk mengganti trafo." (durasi 60 menit)
- Kali keempat listrik mati : "waduh, ada apa ya??? kok mati tiba - tiba?" (durasi 75 menit). Nah ini yang membuat saya jadi jengkel ... mati kok berkali - kali tanpa alasan yang jelas.
- Kali kelima listrik mati : "anj***@@Q!#$#%!@$%!#$!#%" (durasi 2 jam 40 menit). Ini yang bikin saya kesel banget. Telepon ke bagian pengaduan gangguan dijawab begini : "matinya 1 rumah saja? coba lihat keluar, siapa tahu yang lain nggak mati" terus saya jawab "yang lain juga mati pak", doi bilang lagi "nggak ada laporan listrik mati untuk daerah anda sedari tadi tuh.." terus saya jawab "justru ini saya melaporkan gangguan". Wah payah banget, buat laporan aja susah ...
Gimana sih perasaan kamu kalo listrik PLN sering mati tiba - tiba? Pastinya banyak banget prasangka. "Jangan - jangan pembangkit listrik di cirata berhenti karena musim kemarau sehingga PLN kekurangan listrik", "jangan - jangan gara - gara ada Superindo yang baru buka, jadi trafonya nggak kuat. soalnya dulu sebelum superindo buka di sebelah rumah nggak pernah mati", "jangan - jangan PLN sengaja menutupi ketidakmampuan memelihara pasokan listrik".
Dulu sekra tahun 2007 saya selalu memantau kurva beban dari website PLN. Informasi ini memang sangat membantu untuk mengetahui ada masalah apa sih yang membuat pasokan listrik terhenti. Ada perbaikan turbin kah, perawatan jaringan kah atau force outage-kah yang membuat pasokan tidak normal. Semua informasi itu jelas dan real-time. Tapi sayangnya informasi ini sekarang tidak dapat diakses secara bebas oleh masyarakat melalui internet. Pastinya banyak yang bertanya - tanya dong. Ada apakah gerangan??? Kenapa PLN sengaja menutup akses tersebut? Apakah ini memang indikasi dari ketidak-transparan-an PLN dalam mengelola ketenaga listrikan ?
Penasaran dong, ada apa sih sebenernya ... setelah googling kesana kemari akhirnya saya menemukan jawaban berikut ini :
11 Juni 2008
P : Ketika saya klik icon kurva beban, kok kembali ke home page.Mohon masalah ini diperbaiki.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama Saudara.
J : Mas BNW ysh,
Management memutuskan agar kurva beban tidak ditampilkan di web karena akan kelihatan
kelemahan PLN dan takut di-politisir. Senin kemarin waktu rapat tentang website juga sempat
diperdebatkan, apakah kurva beban ini bukan public domain yang sewajaranya bisa diakses
oleh masyarakat yang menggantungkan bisnisnya pada stroom PLN. Saat itu tidak ada
kesimpulannya. Setahu saya kurva beban bisa dilihat di webnya P3B Jamali.
Sumber : http://www.pln.co.id/FAQs/tabid/171/language/id-ID/Default.aspx
Gile bener ... Langsung speechless deh ...
Apakah anda memiliki pengalaman yang bernada sama ?
1 comment:
Weh, comment yg kesiangan ni.
sekedar numpang berbagi aja sama kang ian juga viewer lainnya...
kalo untuk pelayanan PLN yg amburadul si sudah bukan rahasia umum lagi. Mulai dari mati listrik, turun naik voltase, spanning, pelayanan lapangan yg ga pro...you name it lah ! Sudah sering saya pribadi alami. Giliran nagihnya aja yg on schedule. Kalo mutusin sambungan listrik, pegawainya giat bgt n raja tega. Padahal cuma telat bayar sehari. Iya si ngaku salah..he.
Ini pengalaman unik yang saya alami beberapa waktu yang lalu, yang mungkin agak berbeda field-nya sama yang sering dikeluhkan pelanggan pe-el-en yang lain.
Waktu itu saya menaikkan daya dari 900kva ke 2200kva. Awal-awal si , dari prosedur ga masalah, penaikan daya beres dan lancarrrrrr (tp kalo dari pelayanan...ya begitulah...). Nah kemudian...sebagai orang awam tentu kita semua paham bahwa setiap transaksi mesti ada struk bukti, termasuk kenaikan daya ini, kan saya pikir mesti ada struk bukti yang menunjukkan berapa harganya. Yang belakangan memang ternya ada, karena prosedurnya semestimya begitu.
Dari situ konflik dimulai. Saya berkali-kali (ga kehitung lah) datang ke tu gudang, aeh.... gardu jaga pe-el-en untuk nagih itu struk bukti. Saya kan butuh banget itu bukti transaksi utk laporan pengeluaran ke bos saya. Alih-alih dikasih struk, saya malah dikasih seribu alasan...nanti diantar lah, belum di print lah, petugasnya gak ada lah, ini lah itu lah..walah walahhhhhh....
Katakanlah waktu itu, oleh petugasnya (oknum kah? atawa semuanya memang oknum) untuk menaikkan daya listrik saya dibanderol dengan harga X rupiah. Belum termasuk biaya operasional...katakanlah Y rupiah. Oke-oke sajalah. Maklum masih awam jadi percaya aja. Tapi muncul penasaran juga kenapa itu petugas males banget ngasi struk bukti, saya coba buka itu pln.co.id.
Ternyata eh ternyata...banderol yang aslinya cuma ½X rupiah. Buset dah !!! pantesan tu oknum nahan nahan setengah mati struk bukti saya. Akhirnya saya kasih surat itu pln.co.id (maksude email) perihal anomali tersebut. Kalo ga dibales tadinya sekalian aja saya buka kasusnya untuk publik. Tapi berselang beberapa lama ada yang datang dapi pe-el-en yang merespon aduan saya. Pertama kepala gardunya trus kedua langsung kepala unitnya yang menghadap.
Nah apa gerangan yang disampaikan oleh mereka....pada intinya adalah menghamba permohonan maaf atas kelalaian pe-el-en dan supaya damai aja, masalahnya jangan diperpanjang. Dengan alasan petugasnya masih perlu banyak pembekalan dan kesejahteraan, maklum di daerah (ah klise banget ya). Sebagai catatan bahwa mereka datang dalam rentang delapan bulan sejak saya pertama kali nagih struk bukti (hebat ya, cepat tanggap....secepat siput).
Usut punya usut, mereka mengaku telah ditegor sama atasannya untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan saya. Juga ga lupa membawa kembalian uang kelebihannya yang telah saya bayarkan (8 bulan sebelumnya...wah wah). Tadinya mau saya perpanjang ini masalah. Tapi ya..ga jadi, melihat keluguan mereka saya marah-marahi jadi ga tega. Dengan satu ancaman, mereka mesti ga mengulangi. Pun untuk yang lain. Walau dalam hati ragu ancaman trsebut bakalan ditaati, dan yakin ini terjadi bukan pertama dan terakhir.
Nah dari pengalaman ini, semakin membentuk paradigma negatif saya sama pe-el-en. Duh kepanjangan ya comment nya...sorry sorry.Bagaimana dengan pengalaman kawan2 semua....?
salam
43253
Post a Comment