Untuk para pegiat TV Komunitas tentunya bingung untuk memilih player yang baik untuk video automation. Jajaran Matco sampai Jazler mungkin terlalu mahal untuk dibeli, karena sudah embed dengan hardware. Lalu bagaimana solusinya ? Baiklah, berikut ini akan saya bahas beberapa video mixer/player yang dapat digunakan untuk para pegiat televisi komunitas.
VLC adalah sebuah multimedia player portable yang dapat memainkan hampir segala jenis format audio dan video tanta codec tambahan. Serunya lagi VLC ini cross-platform, sehingga bisa digunakan di linux, windows dan bahkan mac. Selain itu VLC juga bisa digunakan untuk streaming, walaupun agak rumit karena membutuhkan pengetahuan yang matang mengenai protokol streaming seperti HTTP, RTP dll. Asiknya VLC ini memiliki lisensi GPL. Saya sering meggunakan player ini untuk siaran di luar studio dengan protokol IP multicast, jauh lebih murah dibandingkan membeli sebuah microwave link yang harganya di atas 40 juta rupiah.
Sayangnya VLC ini belum menyupport scrolling text, meskipun sudah ada logo overlay, namun kurang sempurna karena belum bisa menampilkan logo yang transparan. Selain itu audio yang dikeluarkan masih default alias belum ada sound processor, sehingga anda perlu mengatur secara manual level audio di mixer. Dynamic processor dan overlay generator mutlak diperlukan.
Video automation ini saya rasa lumayan lengkap. Dari mulai logo overlay, scrolling text, auto titling sampai fitur untuk menampilkan jam ada disini. Selain itu software ini juga dilengkapi dengan AGC alias automatic gain control/compressor/limiter, artinya level audio akan selalu stabil dari klip yang satu ke klip lainnya. Pilihan transition effect yang banyak dapat dipilih random untuk menghindari kebosanan. Mampu juga menyesuaikan aspect ratio antara klip video dengan TV Out. Support video streaming juga via shoutcast dan support live real-time input via camera melalui capture card.
Namun sayangnya, software yang dibanderol seharga US$ 1499.95 ini agak ribet untuk digunakan. File yang akan di-play harus di encoding dulu menjadi format khusus agar bisa dimainkan di OTSAV. Berdasarkan pengalaman, untuk transcoding 1 file dengan resolusi HDTV (1080 px) dengan durasi 5 menit membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit di komputer sekelas pentium core2duo 2.8 GHz dengan memory sebesar 4 GB. Selain harganya sangat mahal, software ini juga menghabiskan waktu untuk transcoding.
Software terakhir yang saya bahas kali ini mungkin adalah yang paling masuk akal. Baik dari segi fitur maupun dari harga. Dikutip dari website pembuatnya, software ini mampu menampilkan scrolling text, logo overlay, automation playlist, video transition sampai auto gain untuk audio. File format yang disupport oleh software berukuran kurang lebih 6.5 MB ini juga bervariasi, untuk codec tambahan anda bisa menggunakan K-Lite Codec pack yang disediakan secara gratis. Tinggal drag & drop file yang akan dimainkan di playlist tanpa harus repot - repot transcoding seperti OTSAV file langsung siap untuk di-play.
Akhirnya saya menggunakan software ini sebagai video automation untuk Rajawali TV Komunitas. Menggunakan video card 512 MB yang dilengkapi dengan TV-out, sangat mudah untuk disambungkan dengan video mixer datavideo SE-500 yang saya gunakan. Selain itu saya juga menggunakan perangkat pendukung seperti audio mixer dan dynamic processor keluaran behringer membuat audio yang masuk ke pemancar berkualitas baik tanpa distorsi.
Apabila anda ingin mencoba software ini dapat di download disini. Untuk versi full sebenarnya banyak kok 'jamu'-nya di internet, tinggal cari aja ... :)
Akhir kata, apabila anda ingin berkonsultasi seputar TV Komunitas baik dari segi teknis seperti perangkat dari kamera, video mixer sampai pemancar, maupun aspek non-teknis seperti perizinan sampai pengembangan TV komunitas untuk masyarakat jangan ragu - ragu untuk menghubungi saya via e-mail maupun YM. Saat ini saya juga menjabat sebagai Dewan Pengurus Asosiasi Televisi Komunitas Indonesia.